“Hei, pernah nggak sih kamu denger kalau makan sambil berdiri itu nggak dianjurkan dalam Islam? Ternyata, ada hadits-hadits menarik yang ngebahas soal ini, dan nggak cuma soal etika, tapi juga kesehatan lho!”
Pendahuluan Mengenai Larangan Makan Sambil Berdiri
Makan dan minum adalah kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh semua orang. Namun, dalam Islam, ada beberapa etika yang harus diperhatikan dalam menjalankan kegiatan ini. Salah satu adab yang sering dibicarakan adalah larangan makan sambil berdiri. Larangan ini bukan sekadar tradisi, tetapi memiliki dasar dalam hadits-hadits yang shahih. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai hadits yang melarang makan sambil berdiri, serta alasan di balik larangan tersebut.
Hadits-Hadits Tentang Larangan Makan Sambil Berdiri
Larangan makan sambil berdiri didasarkan pada beberapa hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW. Salah satu hadits yang populer adalah dari Anas bin Malik, di mana Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya beliau (Rasulullah) melarang seseorang minum sambil berdiri.” (HR. Muslim). Dari hadits ini, kita dapat memahami bahwa Rasulullah SAW memberikan perhatian khusus terhadap adab makan dan minum.
Selain itu, hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA juga menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu minum sambil berdiri, barang siapa yang lupa maka hendaklah ia memuntahkannya.” (HR. Muslim). Meskipun hadits ini secara eksplisit menyebutkan tentang larangan minum, banyak ulama yang mengqiyaskan larangan ini juga berlaku untuk makan.
Alasan di Balik Larangan Makan Sambil Berdiri
Larangan makan sambil berdiri dalam hadits-hadits Rasulullah SAW tidak hanya bersifat ritualistik, tetapi juga memiliki hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil. Berikut beberapa alasan yang mendasari larangan tersebut:
- Kesehatan: Salah satu alasan utama larangan makan sambil berdiri adalah pertimbangan kesehatan. Berdiri saat makan atau minum dapat menyebabkan makanan atau minuman masuk ke dalam lambung dengan cara yang tidak benar, yang dapat mengakibatkan gangguan pencernaan.
- Adab dan Kesopanan: Islam sangat menekankan pentingnya adab dan kesopanan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk saat makan. Makan sambil berdiri dianggap kurang sopan dan tidak sesuai dengan kebiasaan Rasulullah SAW.
- Penyerapan Nutrisi yang Lebih Baik: Dengan makan dalam posisi duduk, sistem pencernaan bekerja lebih baik dalam memproses makanan, sehingga penyerapan nutrisi menjadi lebih optimal.
Penafsiran Ulama Mengenai Larangan Makan Sambil Berdiri
Meskipun hadits-hadits di atas secara jelas melarang makan dan minum sambil berdiri, terdapat berbagai penafsiran di kalangan ulama mengenai tingkat keharaman atau kemakruhan dari tindakan ini. Sebagian ulama berpendapat bahwa larangan ini bersifat makruh tanzih, yang berarti lebih baik dihindari namun tidak sampai pada tingkat haram. Pendapat ini didasarkan pada fakta bahwa terdapat hadits lain yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW juga pernah minum sambil berdiri.
Contohnya, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah minum dari air zamzam sambil berdiri (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu, makan atau minum sambil berdiri diperbolehkan.
Namun, mayoritas ulama tetap menganjurkan untuk makan dan minum sambil duduk sebagai bentuk mengikuti sunnah dan menjaga adab dalam kehidupan sehari-hari.
Larangan makan sambil berdiri memiliki dasar yang kuat dalam hadits-hadits Rasulullah SAW. Meskipun terdapat perbedaan penafsiran di kalangan ulama, secara umum tindakan ini dianjurkan untuk dihindari demi kesehatan, kesopanan, dan penyerapan nutrisi yang lebih baik. Dengan mengikuti anjuran ini, kita tidak hanya menjalankan sunnah Rasulullah SAW tetapi juga menjaga tubuh kita dari potensi gangguan kesehatan. Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk makan dan minum sambil duduk dan mengajarkan adab ini kepada keluarga serta orang-orang di sekitar kita.
“`